Fakta medis di balik mitos ketindihan saat tidur

Fakta medis di balik mitos ketindihan saat tidur
Fakta medis di balik mitos ketindihan
Masdim.id - Pernahkah anda mengalami ketindihan saat sedang tidur? Seketika tubuh anda tidak bisa digerakkan, kaki dan tangan tidak bisa diangkat, bahkan tidak ada suara yang keluar dari mulut anda walaupun anda berusaha berbicara atau berteriak?

Itulah fenomena misterius yang akan kita bahas kali ini. Dalam masyarakat kita, ketindihan ini sering dihubung-hubungkan dengan dunia gaib. Ketindihan ini dianggap sebagai kejadian dimana tubuh kita sedang ditindih mahluk halus sehingga kita tidak bisa bergerak.
Sekilas memang hal ini masuk akal karena pada saat ketindihan tersebut berlangsung, kita memang benar-benar tidak bisa bergerak dan seakan-akan berada dalam dimensi lain dimana suara kita tidak bisa didengarkan orang lain yang ada di sekitar kita. Tapi bagaimana fakta ilmiah terhadap fenomena ini?

Ternyata dalam dunia medis, fenomena ketindihan ini dikenal dengan istilah Sleep Paralysis. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami kondisi tidak bisa menggerakkan tubuh dan anggota tubuhnya saat sedang tidur. Makanya dinamakan Sleep Paralysis (kelumpuhan saat tidur).
Secara medis, ketindihan ini bisa dijelaskan secara terperinci tanpa ada hubungannya dengan hal-hal mistis. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya fenomena ini anda perlu mengetahui dulu tahapan-tahapan dalam proses tidur. Antara lain: tahap tidur ringan, tidur lebih dalam, tidur paling dalam dan terakhir tahap REM (Rapid Eye Movement).
Dalam keadaan normal, tidak akan ada masalah yang terjadi dalam tahap-tahap di atas. Tapi ketika tubuh terlalu lelah atau sebelumnya pernah dalam keadaan kurang tidur, maka tahap-tahap tidur ini akan menjadi kacau karena tubuh dan otak tidak bersamaan memasuki tahap yang sama. Ketika anda terlalu lelah atau kurang tidur, otak anda akan sangat cepat memasuki tahap
REM dimana biasanya kita bermimpi. Tapi tubuh kita masih berada dalam tahap tidur ringan atau tidur lebih dalam. Ketika kita terbangun dari tahap REM, otak masih berada dalam tahap yang berbeda dengan tubuh. Hasilnya adalah otak menjadi bingung karena tidak bisa mengendalikan tubuh yang juga sedang sibuk berada di tahap tidur yang lain.

Lalu bagaimana dengan fenomena ketindihan yang beserta dengan melihat penampakan? Hal ini juga bisa dijelaskan secara medis.
Ketika otak terbangun dari tahap REM, otak kita masih berhalusinasi akibat mimpi yang barusan dialami. Halusinasi itu bisa berupa melihat bayangan, melihat sesosok mahluk atau hal-hal lainnya.
Jadi sekarang anda tidak perlu khawatir lagi, karena apapun yang anda lihat (bahkan yang anda dengar) ketika ketindihan hanyalah halusinasi dari otak anda
sendiri. happy

Masalah ketindihan ini memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun bila terjadi terlalu sering, maka anda perlu memperbaiki pola tidur anda.
Hindari tidur pada saat badan sudah terlalu lelah. Beri otak dan tubuh anda waktu istrahat yang cukup minimal 6 jam dalam semalam.
Bila setelah menjaga pola tidur tapi masih mengalami ketindihan juga, anda perlu berkonsultasi ke dokter. Dikhawatirkan seringnya ketindihan yang anda alami adalah jenis Sleep Paralysis yang merupakan gejala awal narcolepsy (penyakit tidur mendadak tanpa didahului rasa ngantuk), tanda-tanda kecemasan, stress maupun depresi.
Semoga bermanfaat.

Post a Comment

Previous Post Next Post
Advertising Space