5 Alasan mengapa Anda Takut Berinvestasi

5 Alasan mengapa Anda Takut Berinvestasi
Investasi
Mungkin dari judul artikel ini terkesan biasa saja. Tapi jika kita kaji lebih jauh, ternyata jawabannya mengandung banyak makna yang bisa kita petik manfaatnya. Artikel ini sekaligus menyambut komentar Mas Arief di posting saya sebelumnya yang sempat mengungkit tentang investasi. Selain itu, supaya ngeblog terasa lebih semarak, saya ingin merespon artikel beranikah anda berinvestasi, yang di tulis oleh Arief Maulana.

Investasi adalah kata yang biasa kita dengar dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Penjabaran sederhananya, adalah mengalokasikan sebagian milik kita, baik itu dalam bentuk material, maupun non material. Dengan tujuan, investasi yang kita tanamkan tersebut, dalam tempo waktu tertentu, akan memberikan keuntungan bernilai kepada kita. keuntungan yang lebih besar tentunya.

Jika kita mengacu pada penjabaran sederhana tersebut di atas, sungguh investasi sebenarnya adalah perbuatan yang sangat menyenangkan. Dan termasuk keputusan yang cerdas. Lalu kenapa sebagian orang takut berinvestasi?

Dalam hal, ini saya mencoba melihat dari sisi mental manusia secara umum, yang berkaitan pada management keuangan seseorang. Secara umum ada beberapa poin yang menjadikan sebagian orang takut berinvestasi. Di antaranya adalah:

1. Tidak memiliki pemahaman yang jelas, tentang investasi itu sendiri. Seseorang tidak melakukan investasi karena minimnya pengetahuan tentang investasi. Yang ada dalam fikirannya, investasi hanyalah kegiatan perdagangan uang di bursa efek. Padahal investasi itu sendiri memiliki arti yang luas, bisa di terapkan dalam bidang apa saja. Sesuai dengan sasaran yang ingin di capai. Sebagai contoh, ingin usaha rumah makan. Maka investasi yang dilakukan adalah belajar tentang masakan yang lezat dan belajar cara pemasaran yang baik. Contoh lain tentunya masih banyak. Anda bisa kembangkan sendiri.

  2. Tidak Percaya akan resolusi investasi. Walaupun seseorang memiliki pengetahuan yang cukup di bidang investasi dan keuangan. Tapi jika mentalnya masih apatis, kemungkinan untuk ia berinvestasi sangatlah kecil.

   3. Takut Rugi. Semua karakter penakut tidak akan bisa menjadi pemenang. Di dalam bidang apapun, termasuk investasi. Karena setiap tindakannya selalu di bayang-bayangi oleh rasa takut yang tidak beralasan. Kalaupun ia punya alasan kuat, menurut saya alasan yang di buat-buat. Hanya ingin melakukan pertahanan ego semata.

   4. Menginginkan Jaminan. Kalau ini saya ingat waktu beli produk SMUO dulu. Salah satu produk online yang terkenal di Indonesia. Begitu banyaknya orang yang menginginkan jaminan bahwa setelah membeli SMUO ia langsung bisa memperoleh hasil yang instant. Ok kembali ke laptop. Contoh lain, coba kita lakukan riset terselubung kepada rekan-rekan kita yang kerja kantoran. Tanyakan kepada mereka pertanyaan apa saja yang ia ajukan saat wawancara pertama di tempat kerja? Apakah ada yang menanyakan jaminan kesehatan? Jaminan THR, jaminan sekolah anak? Atau jaminan lainnya. Pokoknya menanyakan jaminan deh. Saya yakin pasti ada! Bahkan rata-rata menanyakan hal..

    Padahal bekerja itu sendiri sebanarnya suatu investasi non-material. Karena dengan bekerja, kita akan memiliki skill dan pengalaman yang memadai. dan skill maupun pengalaman kerja tersebut, bisa digunakan, bilamana kita ingin terjun ke suatu bidang tertentu. Yang masih berhubungan dengan bidang pekerjaan kita tentunya.

   5. Tidak Memiliki Orientasi Positif. Siapapun rasanya tidak akan melakukan apa-apa jika tidak adanya suatu orientasi / tujuan yang jelas. Apalagi menyangkut investasi. Tanpa adanya dorongan yang kuat, bahwa di kemudian hari, hasil investasi terebut akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Maka jangan harap orang tersebut akan melakukan apa yang di sebut investasi.

Cukup lima saja alasan kenapa anda takut berinvestasi. Jika anda tidak mengidap kelima alasan di atas dan anda belum melakukan investasi apapun, maka saya berasumsi, anda memiliki alasan yang lebih spesifik yang bisa dipertanggungjawabkan. Atau anda punya alasan lain? Mari kita diskusikan…

Post a Comment

Previous Post Next Post
Advertising Space